Pendidikan Karakter di Sekolah
Pendidikan Karakter di Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan selain keluarga dan lingkungan yang menjamin Kita untuk mampu melewati tahapan perkembangan Kita dengan lancar dan optimal. Kita akan terus menerus didukung apabila Kita memiliki kekurangan dan akan didorong untuk berkembang bila Kita memiliki potensi. Sekolah merupakan lembaga yang memperlakukan semua manusia yang berkekurangan maupun berkelebihan sebagai manusia yang sederajat. Ini yang menjadikan sekolah sebagai lembaga sosial yang tepat untuk mendampingi anak di setiap tahapan perkembangannya. Sekolah juga memberikan pembagian jenjang yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan tujuan tahapan perkembangan. Ini menjadikan meskipun sekolah memberikan perlakuan yang setara, namun antara individu yang berbeda usia dan kebutuhan belajar akan dibedakan dengan adil. Perlakuan yang setara dan adil ini tidak akan ditemui di lembaga pendidikan lain seperti keluarga dan lingkungan.
Integrasi antara Sekolah dan Pendidikan Karakter
Ancaman pada perkembangan moral anak senantiasa muncul dalam berbagai bentuk ancaman di masyarakat. Bahaya globalisasi dan modernisasi yang tidak disaring dengan nilai-nilai pancasila akan mengancam upaya menjaga keutuhan NKRI. Dibutuhkan penguatan moral generasi penerus untuk mengatasi tantangan-tantangan di era globalisasi melalui lembaga yang kompeten dan mampu secara kolektif mencetak individu yang berkarakter. Sekolah dengan seluruh sistem yang mendukung pembelajaran di dalamnya sambil terus menerus menerapkan sistem yang memiliki kemampuan evaluasi diri dan perbaikan dalam interaksi antar elemen-elemennya. Kemudian yang paling penting dari pelaksanaan sistem ini ialah pelaksanaan sistem ini juga harus menjiwai nilai-nilai pendidikan karakter dan memiliki integrasi dengan kuat antar kegiatan pembelajarannya dengan pendidikan karakter.
- Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terjadwal dan berkelanjutan seperti mengucapkan “salam”, “assalamualaikum” dan memberi hormat bila bertemu dengan orang yang lebih tua, teman sebaya, kakak kelas di setiap waktu semisal awal pelaksanaan KBM, ketika murid memasuki gerbang utama di pagi hari, maupun di sore hari. Kegiatan rutin ini terbagi menjadi kegiatan di kelas, kegiatan sekolah dan kegiatan luar sekolah. Beberapa contoh implementasi dari kegiatan rutin ini ialah sebagai berikut.
- Kegiatan di kelas : Memberi salam sebelum memulai pelajaran, berdoa setelah mengakhiri pelajaran, dan bertutur kata sopan dengan bahasa indonesia yang baik dan benar di kelas
- Kegiatan sekolah : Pelaksanaan shalat idul adha berjamaah di sekolah, Perayaan ramadhan dengan diadakannya pondok ramadhan, penghormatan hari libur bagi agama-agama dan hari libur nasional.
- Kegiatan luar sekolah : Pelaksanaan dharma wisata ke tempat bersejarah untuk mengenang jasa pahlawan dan tempat-tempat wisat budaya untuk memperkenalkan budaya bangsa indonesia dan kearifan lokalnya.
- Kegiatan insidental
Merupakan kegiatan yang dilakukan tanpa direncanakan pada saat menjumpai suatu keadaan yang khusus. Kegiatan insidental ini semisal menghormati dengan berdoa bersama bila terjadi salah satu wali murid yang meninggal, memberikan penghargaan pada siswa yang memiliki prestasi akademik dan non akademik.
- Keteladanan
Belajar tidak hanya bisa dimotivasi dengan pemberian nilai tambah pada yang melakukan tindakan terpuji dan dikendalikan dengan pemberian hukuman bagi yang melakukan tindakan tercela. Pembelajaran atas nilai-nilai moral yang baik bisa dilakukan dengan cara yang lebih efektif yakni pemberian “role model” berupa keteladanan dan perilaku yang terpuji oleh pendidik ataupun oleh teman sebaya. Semisal berpakaian dengan rapi dan bersih, dan membuang sampah pada tempatnya dengan tidak sekedar mengajarkan hal tersebut tapi juga memberikan contoh.
- Pengkondisian
Bila ingin mendukung tindakan moral yang baik dan sesuai ahklak terpuji, maka keadaan sekolah itu sendiri harus mencerminkan hal tersebut pada aspek lingkungan fisik dan sosial nya. Ini bisa dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan toilet, ketersediaan bak sampah, memperhatikan keadaan kelas, dan menjaga ketenangan kondusifnya KBM dengan meminimalisir adanya kegaduhan di kelas ataupun ruang kelas yang kotor.
- Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Butir-butir nilai pendidikan karakter sudah seharusnya terdapat di setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di setiap bahan ajar yang diberikan. Pengintegrasian ini dimulai dari pencantuman nilai-nilai karakter di dalam silabus dan secara aktif mengajarkan nilai tersebut dalam proses pembelajaran. Ini dilakukan sambil secara interaktif berkomunikasi dengan siswa yang kesulitan merealisasikan butir-butir nilai pendidikan karakter yang diajarkan kepadanya.
EmoticonEmoticon